Kopi Merah Putih, Wujudkan Perkopian Bengkulu Mendunia
Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Salah satu program unggulan di bidang pertanian era Gubernur Bengkulu Helmi Hasan adalah produk kopi.
Program dengan nama kopi Merah Putih menjadi harapan kebangkitan kopi Bengkulu.
Sebagai provinsi penghasil kopi 3 besar di Sumatera maka wajar kopi Bengkulu harus dikenal. Namun kenyatannya, kopi Bengkulu hingga kini belum begitu dikenal luas.
Hal inilah yang menjadi pembahasan saat kegiatan Ngobrol Penuh Inspirasi (Ngopi) di Kelurahan Bentiring Permai, Kecamatan Muara Bangkahulu, Rabu (1/10/2025), atau tepatnya di kediaman Guru Besar Pemuliaan Tanaman Perkebunan di Universitas Bengkulu (UNIB) yang juga dikenal sebagai peneliti kopi yang konsisten yakni Prof. Dr. Ir. Alnopri, M.Si.
Dan juga selaku Komandan Komando Resimen Mahasiswa Mahadwiyudha Provinsi Bengkulu.
Ngopi ini dihadiri Unsur Forkopimda Provinsi dan Kota Bengkulu, Asisten II Kota Sehmi Alnur, Kepala Instansi Vertikal, Stakeholder terkait, Kadis Kominfo Kota Gita Gama, para Kepala OPD terkait, penggiat kopi, petani kopi dan tamu undangan lainnya.
Pada acara ini, Pemerintah daerah menyebutkan saat ini pihaknya fokus pada peningkatan efisiensi, perbaikan kelembagaan, serta penyiapan infrastruktur dan branding produk kopi.
Kemudian, pemerintah juga menyoroti bahwa kualitas kopi Bengkulu masih belum memiliki sertifikasi internasional. Hal ini tentu menjadi kendala dalam menjangkau pembeli dari pasar global.
Selain itu, proses produksi mulai dari penanaman, pembibitan, pemupukan, hingga panen masih dilakukan secara tradisional.
Dan ironinya sebagian besar hasil kopi Bengkulu masih tercatat sebagai produk dari provinsi tetangga seperti Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Berdasarkan data statistik tahun 2023, produksi kopi Bengkulu mencapai 90.000 ton per tahun, berkontribusi sekitar 7,72% terhadap total produksi kopi nasional.
Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu hadir dengan solusi strategis melalui program Kopi Bumi Merah Putih, yang mengusung pendekatan agroforestri berbasis konservasi dengan prinsip livelihood-sustainability nexus serta konsep forest-and-farm interface dari FAO.
Dari hasil analisis SWOT, pengembangan kopi Bengkulu saat ini berada pada posisi “Hold and Maintain” dalam Matriks IE, artinya cukup stabil namun belum cukup kuat untuk ekspansi agresif.
Selain itu, Pokja Kopi Bumi Merah Putih juga telah melaksanakan berbagai langkah awal strategis, mulai dari sosialisasi ke 32 kelompok tani, pengambilan sampel tanah, analisis desk lokasi budidaya, hingga persiapan kontrak sewa pabrik kopi di Desa Taba Pasma, Bengkulu Tengah.
Pada intinya, pertemuan ini menjadi ajang percepatan dan mendorong kemajuan kopi di Provinsi Bengkulu serta untuk memperkenalkan kopi Bengkulu pada dunia. (NB)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.