Natuna, Narasiberita.co.id. – Bupati Natuna, Cen Sui Lan, menegaskan bahwa Natuna membutuhkan diskresi kebijakan untuk mempercepat kemajuan di daerah perbatasan. Tanpa itu, sulit bagi Natuna mengejar ketertinggalan.
Menurut Cen Suilan, Natuna memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan NKRI dan terletak di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I.
Namun, pembangunan di Natuna tersendat karena keterbatasan kewenangan.
Misalnya kata Cen, sektor laut, energi, dan mineral masih sepenuhnya dikendalikan pusat dan provinsi.
Cen Sui Lan menegaskan bahwa Natuna perlu diberi kelonggaran aturan untuk menggerakkan roda ekonomi.
Diskresi bukan sekadar “kelonggaran” aturan, melainkan kunci menjaga kedaulatan sekaligus menggerakkan roda ekonomi.
Cen Sui Lan menyadari bahwa tanpa pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, posisi strategis Natuna hanya akan menjadi slogan belaka.
Natuna sudah menyiapkan sejumlah terobosan, termasuk izin ekspor-impor dan rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis hilirisasi pasir kuarsa.
Namun, masih ada hambatan klasik yang perlu diatasi, seperti listrik belum 24 jam, jaringan internet timpang, dan akses penerbangan terbatas.
Natuna memiliki modal besar dengan geopark yang eksotis, namun harga tiket pesawat yang tinggi membuat kunjungan wisatawan belum optimal.
“APBD Natuna masih defisit. Karena itu kita butuh diskresi pusat. Tanpa kebijakan afirmatif, Natuna akan terus tertinggal,” pungkas Cen. (Zani)