Iskandar Novianto Dorong Bengkulu Jadi Provinsi Pertama Terapkan Teknologi Plasma Nol Emisi

Bengkulu, Narasiberita.co.id.-  Mantan Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bengkulu, Iskandar Novianto, menyampaikan gagasan revolusioner dalam pengelolaan sampah melalui teknologi plasma yang mampu memusnahkan sampah dengan emisi nol persen (0%). Inovasi ini disebut sejalan dengan program Langit Biru yang tengah digencarkan Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Dalam keterangannya kepada media pada Sabtu (8/11/2025), Iskandar menegaskan bahwa isu keberlanjutan atau sustainability kini menjadi perhatian global.

Pemerintah Indonesia pun telah mengatur pelaporan keberlanjutan, termasuk penghitungan emisi gas rumah kaca.

Saya mengajak Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Gubernur Helmi Hasan bersama Pemerintah Kota Bengkulu dalam hal ini Wali Kota Dedy Wahyudi untuk berperan aktif mengurangi dampak lingkungan akibat penumpukan sampah. Kita terinspirasi oleh teman-teman dari ITB yang berhasil mengembangkan teknologi plasma sebagai solusi nyata terhadap persoalan sampah nasional,” ujar Iskandar.

Teknologi Plasma: Solusi Nol Emisi
Iskandar menjelaskan, teknologi plasma bekerja dengan cara memasukkan sampah ke dalam reaktor khusus.

Di dalamnya, gas hasil pembakaran ditembak dengan laser bersuhu tinggi antara 1.000–1.200°C sehingga seluruh bahan padat maupun cair dari sampah terurai sempurna tanpa meninggalkan limbah berbahaya.

“Asap yang dihasilkan diolah kembali menjadi liquid smoke sehingga emisi yang keluar benar-benar nol persen,” terangnya.

Lebih lanjut, Iskandar mengungkapkan bahwa keunggulan utama teknologi ini bukan hanya memusnahkan sampah, tetapi juga menghasilkan oksigen (O₂) sebagai efek positif dari proses penguraian.

Menurutnya, teknologi tersebut merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap upaya global dalam menekan emisi karbon. Apalagi, mulai tahun 2027, seluruh pelaku usaha dan lembaga pemerintah diwajibkan menghitung serta membayar kompensasi atas emisi karbon yang dihasilkan.

Teknologi plasma menjadi solusi strategis dan visioner bagi daerah-daerah di Indonesia, termasuk Bengkulu,” tegasnya.

Dukungan Pemerintah Daerah dan Efisiensi Anggaran Iskandar menambahkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Sekretaris Daerah Provinsi dan Wali Kota Bengkulu terkait penerapan teknologi ini. Ia menegaskan bahwa yang ditawarkan bukan sekadar alat, melainkan solusi pengelolaan sampah terintegrasi.

Teknologi plasma ini, lanjutnya, sudah diterapkan di beberapa daerah seperti Nagrek, Bandung, dan Bogor, serta diminati sejumlah pemerintah daerah lain. Kapasitas alat bervariasi dari 0,5 hingga 50 ton per hari, tergantung kebutuhan daerah.

“Untuk kota besar seperti Bengkulu, dibutuhkan dua hingga tiga unit berkapasitas besar agar proses pemusnahan berjalan optimal,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah dari hulu, bukan hanya di tempat pembuangan akhir (TPA).

Kalau sampah ditangani di TPA, itu sudah masalah. Harusnya dari kecamatan atau desa sudah diselesaikan. Dengan begitu, tidak ada lagi mobilisasi sampah yang mahal dan menimbulkan polusi,” tambahnya.

Sebagai perbandingan, Iskandar menyebut biaya mobilisasi sampah di Kabupaten Indramayu mencapai Rp30 miliar per tahun.

Dengan berinvestasi pada teknologi plasma, biaya itu dapat dialihkan untuk pembelian alat dan penempatan unit di tiap kecamatan.

Dorongan Inovasi di Tengah Keterbatasan Anggaran Selain isu teknis, Iskandar menyoroti keterbatasan fiskal daerah akibat pemotongan dana transfer dari pemerintah pusat.

Menurutnya, hal tersebut berdampak langsung terhadap kemampuan daerah menjalankan program prioritas.

Saya sudah sampaikan dalam forum bersama Kementerian Keuangan dan Kemendagri, seharusnya dana otonomi daerah tidak dipotong karena itu darah bagi daerah. PAD kita kecil, sedangkan sumber pendapatan besar dikelola oleh pusat,” ujarnya.

Namun, di tengah keterbatasan tersebut, Iskandar mendorong pemerintah daerah untuk tetap berinovasi dan berani mengambil langkah strategis.

Justru di tengah keterbatasan, kita harus menunjukkan kehebatan. Bengkulu bisa menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi plasma nol emisi. Ini bukan hanya berbicara nasional, tapi sudah level dunia,” katanya optimistis.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, investor, dan pihak swasta dapat segera terwujud.

Kita jangan menunggu sampai masalah sampah semakin besar. Jika kita bisa memanfaatkan teknologi karya anak bangsa hari ini, maka Bengkulu bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” tutup Iskandar.

Reporter: Rian

📍 Editor: NH Redaksi Narasiberita.co.id.

Tinggalkan Balasan