Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Di tengah musim kemarau yang mulai melanda, Provinsi Bengkulu dihantam gelombang penyakit yang tak kasat mata, namun menyebar cepat. Yaitu, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Hingga akhir Mei 2025, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat 7.443 kasus ISPA, menjadikannya sebagai salah satu masalah kesehatan serius di daerah ini.
Data tersebut diperoleh melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), yang merekam kunjungan pasien ke Puskesmas dan rumah sakit di seluruh kabupaten dan kota.
“Jumlahnya cukup besar, dan ini baru sampai akhir Mei. Bisa bertambah kalau tidak diantisipasi,” ujar Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu Ruslian, SKM, M.Si, saat dikonfirmasi Minggu (15/6/2025).
Tiga wilayah mencatatkan angka tertinggi, dengan Kabupaten Rejang Lebong berada di posisi puncak dengan 2.131 kasus. Diikuti oleh Bengkulu Tengah sebanyak 1.898 kasus dan Mukomuko dengan 1.613 kasus.
Sementara itu, wilayah lain seperti Bengkulu Utara (977 kasus), Bengkulu Selatan (526 kasus), dan Kaur (298 kasus) turut menyumbang jumlah signifikan.
Namun di balik lonjakan ini, ada kabar baik. Empat daerah di Bengkulu dilaporkan nol kasus ISPA selama periode Januari hingga Mei 2025.
Keempatnya adalah Kota Bengkulu, Lebong, Seluma, dan Kepahiang.
“Ini patut diapresiasi. Meski bisa jadi juga karena faktor pelaporan, tapi setidaknya tidak ada lonjakan kasus di empat wilayah itu,” ujar Ruslian.
Bukan Semua Parah, Tapi Harus Diwaspadai
Meski jumlahnya mengejutkan, Ruslian menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan total kasus yang terdeteksi, baik ringan maupun sedang. Ia menegaskan bahwa tidak semua pasien mengalami gejala berat.
“Bisa jadi hanya batuk atau pilek ringan. Tapi tetap harus diwaspadai, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia,” jelasnya.
Ia menyebut, musim kemarau menjadi salah satu pemicu meningkatnya risiko ISPA. Debu, cuaca kering, serta penurunan kualitas udara akibat kebakaran lahan atau pembakaran sampah bisa memperparah kondisi pernapasan.
“Gejala ISPA tidak selalu batuk pilek. Bisa juga disertai demam, mual, muntah, diare, hingga turunnya nafsu makan. Kalau sudah begitu, segera periksa ke faskes,” tegas Ruslian.
Pemerintah Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada. Protokol kebersihan dasar seperti mencuci tangan, mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, serta memastikan ventilasi udara di rumah tetap baik, menjadi langkah sederhana namun efektif.
“Yang penting jaga kebersihan, jangan abaikan gejala ringan. Kalau merasa kurang sehat, segera konsultasi ke Puskesmas atau RS terdekat.”
Dinas Kesehatan juga sedang menggiatkan kampanye kesehatan melalui media sosial dan kegiatan penyuluhan langsung ke masyarakat, terutama di daerah dengan kasus tertinggi.
Masyarakat Diminta Tak Anggap Remeh
Di tengah kehidupan pasca-pandemi, banyak warga mulai lengah terhadap penyakit pernapasan.
Namun, para ahli kesehatan menekankan bahwa ISPA tetap menjadi ancaman yang nyata dan serius.
Terlebih lagi, penyakit ini menyebar melalui udara dan bisa menyerang siapa saja, kapan saja.
Sejumlah warga yang ditemui mengaku mulai kembali menerapkan kebiasaan sehat. Seperti memakai masker dan menghindari paparan debu jalan.
“Anak saya sempat demam dan batuk, kami langsung ke Puskesmas. Ternyata ISPA ringan. Sekarang sudah sembuh, tapi kami jadi lebih hati-hati,” ungkap Leni (38), warga Bengkulu Tengah. (NB) Adv