Rehabilitasi Puskesmas Karangrejo Diduga Dikerjakan Asal-asalan, Kualitas Bahan Disorot

PASURUAN-Jatim, Narasiberita.co.id-Proyek rehabilitasi Puskesmas Karangrejo di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, yang dilaksanakan oleh CV Cahya Grafika, menuai sorotan tajam.

Pekerjaan senilai Rp198,8 juta yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan ini diduga dikerjakan secara asal-asalan, dengan menggunakan bahan yang tidak sesuai standar teknis.

​Berdasarkan pantauan di lapangan, 29 oktober 2025 dugaan penyimpangan ini terlihat jelas pada kualitas material. Batu koral yang digunakan untuk campuran pengecoran dinilai terlalu kecil, tidak layak untuk bahan cor konstruksi.

​Anggota LSM Suropati, Heri, yang melakukan pemantauan, dan menyayangkan pemilihan bahan tersebut.

​“Cobak kita lihat bahan yang dipakai, batu buat cor ajah hanya berukuran kecil. Seharusnya pakai batu koral standar 3/5. Merek semen yang dipakai juga seharusnya yang berkualitas tinggi dengan kapasitas tinggi untuk pengecoran agar tidak cepat retak,” tegas Heri.

​Lemahnya Pengawasan Konsultan dan Pelaksana Indikasi rendahnya kualitas pekerjaan diperparah dengan lemahnya pengawasan di lapangan.

Para pekerja mengaku bahwa pihak pelaksana dari CV Cahya Grafika jarang hadir memberikan arahan teknis.

​”Hanya ini saja bahan yang dipakai, Mas. Terkait pengawas (pelaksana) jarang ke sini,” ungkap salah satu pekerja, yang kemudian mengarahkan media untuk menghubungi inisial Cah selaku pemborong.

​Dugaan absennya pengawasan juga berlaku untuk konsultan pengawas, yang seharusnya menjadi perpanjangan tangan Dinas Kesehatan.

Pekerja mengaku bahwa konsultan jarang terlihat saat pengecoran tulang badan.

​”Baru mulai ajah, pelaksana sama pengawasnya jarang datang. Harusnya mereka memantau biar pekerjaan rehabilitasi sesuai gambar atau sesuai konstruksi dari dinas,” keluh seorang tukang.

​Dugaan Mengejar Untung Besar
​Sorotan kini mengarah pada dugaan bahwa pihak rekanan lebih mengutamakan keuntungan besar ketimbang kualitas dan kepatuhan terhadap spesifikasi teknis.

​Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, pihak yang diduga pelaksana (inisial adt) tidak memberikan respons jelas terkait dugaan penyimpangan bahan.

Ia hanya menjawab singkat, “Iya bos punyae Cahyo Kholik yang di situ tukange.”

​Dengan anggaran yang cukup besar, publik berharap proyek fasilitas kesehatan ini dapat dikerjakan secara profesional dan sesuai spesifikasi teknis konstruksi bangunan.

Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan lemahnya tanggung jawab pelaksana dan minimnya pengawasan.

​Tim media kini masih berupaya mengonfirmasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan PPTK Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan untuk mendapatkan keterangan resmi terkait pelaksanaan proyek ini. (Tim)

Tinggalkan Balasan