Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Menghadapi libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi potensi bencana longsor.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso, menyatakan pihaknya telah menyiagakan alat berat di sejumlah titik rawan longsor guna memastikan kelancaran arus lalu lintas selama periode liburan.
“Selama Nataru, sebagian besar wilayah Bengkulu diprediksi mengalami hujan. Dengan kondisi cuaca seperti ini, beberapa titik ruas jalan kita berpotensi mengalami longsor,” ujar Tejo.
Tejo mengungkapkan bahwa alat berat, seperti excavator, telah ditempatkan di titik-titik jalan provinsi yang dinilai memiliki risiko longsor tinggi. Dua wilayah utama yang menjadi fokus pengamanan adalah ruas jalan provinsi Rejang Lebong-Lebong dan Bengkulu Utara-Lebong.
“Kedua jalur ini memang rawan longsor, terutama saat musim hujan seperti sekarang. Dengan menyiagakan alat berat, kita harap jika terjadi longsor, bisa langsung ditangani sehingga lalu lintas tetap lancar,” jelasnya.
Langkah ini juga mempertimbangkan prediksi meningkatnya volume kendaraan yang melintasi jalan-jalan tersebut selama liburan Nataru.
“Kita perkirakan ruas jalan ini akan dipadati masyarakat yang ingin berlibur. Jadi, respons cepat sangat dibutuhkan,” tambah Tejo.
Tidak hanya fokus pada jalan provinsi, Dinas PUPR Bengkulu juga bekerja sama dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu untuk menangani ruas jalan nasional yang rawan longsor. Tejo menyebut sejumlah jalur strategis yang menjadi perhatian khusus, seperti jalan penghubung Bengkulu Selatan-Kaur, Bengkulu Selatan-Pagar Alam, dan Bengkulu Tengah-Kepahiang.
“Jalur-jalur nasional ini tetap menjadi prioritas kami. Bersama BPJN, kami akan menyiagakan tim dan alat berat untuk mengantisipasi potensi longsor di lokasi-lokasi tersebut,” ujar Tejo.
Kerja sama ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik, terutama dalam penanganan bencana di ruas jalan nasional yang juga menjadi jalur vital bagi masyarakat selama liburan.
“Tujuan utama kami adalah memastikan aksesibilitas tetap terjaga, baik di jalan provinsi maupun nasional,” imbuhnya.
Menurut Tejo, penempatan alat berat di lokasi rawan merupakan bagian dari strategi penanganan bencana yang cepat dan efektif.
“Begitu ada laporan longsor, tim kami bersama BPJN bisa langsung bergerak. Kami tidak ingin ada kemacetan panjang yang mengganggu perjalanan masyarakat selama Nataru,” katanya.
Langkah ini juga didukung dengan penyiapan tim lapangan yang siaga selama 24 jam.
“Tim akan terus memantau kondisi cuaca dan melaporkan jika ada potensi longsor. Dengan kesiapsiagaan ini, kami harap segala kendala di lapangan bisa diminimalkan,” lanjut Tejo.
Libur Nataru tahun ini diprediksi berbarengan dengan curah hujan tinggi akibat fenomena cuaca ekstrem. Oleh karena itu, kesiapan menghadapi kondisi darurat menjadi prioritas utama Dinas PUPR. “Kita tidak ingin bencana alam seperti longsor mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di masa liburan ini,” tegas Tejo.
Selain itu, Dinas PUPR juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat melintasi jalur rawan longsor, khususnya di malam hari atau saat hujan deras.
“Keselamatan adalah yang utama. Kami sarankan masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan,” tuturnya.
Dengan kesiapan alat berat, koordinasi lintas lembaga, dan tim siaga, Tejo optimistis arus lalu lintas selama Nataru dapat berjalan lancar.
“Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Libur Nataru harus menjadi momen yang aman dan nyaman bagi semua,” pungkasnya.