Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Pemerintah Kota Bengkulu terus mengintensifkan pemeriksaan kesehatan secara rutin di area lokalisasi sebagai langkah pencegahan meningkatnya kasus infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di wilayah tersebut.
Langkah ini diambil menyusul laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu yang mencatat sebanyak 53 kasus HIV terdeteksi sejak Januari hingga April 2025.
“Monitoring kesehatan di area lokalisasi merupakan tanggung jawab Puskesmas Padang Serai dan telah dilakukan secara rutin. Namun, kami mengalami kendala di beberapa titik karena tidak seluruh aktivitas terjadi di lokalisasi, tetapi juga menyebar ke wilayah lain sehingga menyulitkan proses pendataan,” jelas Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, Jumat (30/5/2025).
Menurut Joni, tingginya angka penularan HIV di Kota Bengkulu dipengaruhi oleh perilaku seks bebas, terutama hubungan seksual sesama jenis di kalangan laki-laki.
Sebagai upaya preventif, Dinkes Kota Bengkulu terus menggalakkan edukasi dan penyuluhan melalui puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya HIV/AIDS.
Masyarakat juga diajak untuk memperkuat pemahaman nilai-nilai keagamaan dan membangun lingkungan sosial yang sehat guna menghindari perilaku menyimpang yang berisiko bagi kesehatan.
Joni menambahkan bahwa seluruh warga Kota Bengkulu yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dapat memperoleh pengobatan HIV secara gratis. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam menjamin akses kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya yang kurang mampu.
“Seluruh layanan pemeriksaan dan pengobatan HIV bisa dimanfaatkan secara gratis melalui BPJS. Saat ini, cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan di Kota Bengkulu sudah mencapai 100 persen,” ujar Joni.
Masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan atau pengobatan HIV dapat langsung mendatangi rumah sakit rujukan seperti RSUD M. Yunus dan RS Harapan dan Doa. Di kedua fasilitas tersebut, pasien juga bisa mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) secara gratis agar penanganan HIV dapat dilakukan dengan optimal. (NB)