Nafis: Pemuda Inspiratif Bengkulu yang Banyak Ukir Prestasi Hingga Nasional

  • Bagikan

Bengkulu Tengah, Narasiberita.co.id.- Bukan soal pintar atau kaya, tapi soal niat dan usaha. Kalimat itu terlontar penuh semangat dari Nafis, seorang pemuda 22 tahun asal Kembang Seri, Bengkulu Tengah yang kini menjadi sosok inspiratif di kalangan mahasiswa dan generasi muda di daerahnya.

Lahir pada 16 Juni di Kota Bengkulu, Nafis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Saripudin dan Samar Dewi itu sudah duduk semester 7 jurusan KPI UIN FAS Bengkulu.

Meski berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, Nafis membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi.

Sejak di bangku SMA, ia sudah terbiasa membagi waktu antara sekolah dan bekerja demi bisa terus belajar.

Kini, di usianya yang masih muda, deretan prestasi tingkat kabupaten hingga nasional berhasil ia raih.

Di tingkat kabupaten, Nafis pernah menyabet juara 1 lomba ceramah dan tiga kali berturut-turut menjadi juara 1 fisword di bidang Pro Evolution Soccer (PES), sebuah game bola yang juga diperlombakan secara kompetitif.

Artikel Lainnya :  Sosok Tari Setia Wati Mahasantri UIN FAS Bengkulu yang Bersinar di Dunia MTQ dan Panahan

Tak hanya itu, ia juga pernah mewakili Bengkulu Tengah dalam ajang Jambore SANDS dan berhasil meraih juara umum.

Pada level provinsi, ia membuktikan kemampuannya dalam berorasi hingga keluar sebagai juara. Bahkan di tingkat nasional, Nafis telah empat kali meraih juara dua untuk kategori kisah inspiratif di Purwokerto, juara dua lomba debat di Prabumulih, juara dua lomba esai di Bandung, serta peraih medali perunggu (bronze) dalam lomba esai di Padang.

“Kuncinya adalah pembagian waktu,” ujar Nafis, Rabu 30 Juli 2025. 

Nafis menuturkan bahwa setiap tugas dikerjakan satu per satu dengan skala prioritas. Tugas kuliah selalu ia selesaikan lebih dulu agar saat mengikuti lomba, fokusnya tidak terbagi. Setiap pagi hingga siang, ia memanfaatkan waktunya di perpustakaan untuk menyelesaikan tugas dan menulis naskah perlombaan.

Artikel Lainnya :  Kuliah Pakar: Bangun UMKM Berkah Lewat Etika Syariah

Kesibukannya tidak berhenti di sana. Saat ini, Nafis menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa (HIMA-KIP), Ketua Umum Relawan untuk Negeri, serta aktif mengajar di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Syuhada. Ia juga membimbing majelis taklim ibu-ibu di Musala Al-Hidayah dan menjadi marbod (pengurus masjid) di sana.

“Selain kuliah, saya juga menjadi Wakil Ketua HIMA-KIP,k Ketua Umum Relawan untuk Indonesia. Saya juga mengajar di MDA Syuhada, membimbing ibuk-ibuk majelis taklim Musala Alhidayah dan menjadi marbod di sana juga,” ujar Nafis yang tinggal di Kembang Seri, Bengkulu Tengah ini.

Di balik sederet aktivitasnya, Nafis mengakui bahwa tantangan terbesar adalah manajemen waktu. Terutama ketika jadwal lomba, organisasi, dan kewajiban kuliah saling berbenturan. Namun, ia merasa semua itu bisa dijalani karena sudah terbiasa sejak masa SMA.

“Kalau sudah terbiasa, in shaa Allah bisa,” kata Nafis (22).

Saat ditanya tentang cita-cita ke depan, Nafis tidak berbicara soal jabatan tinggi atau penghasilan besar.

Artikel Lainnya :  UIN FAS Bengkulu Sosialisasikan Fakultas dan Prodi Unggulan Campus ke SMA/K Di Kaur

Ia hanya berharap ilmu dan pengalaman yang ia dapat bisa dibagikan kepada orang lain.

“Saya ingin orang lain juga merasakan bagaimana rasanya mewakili kampus, memenangkan lomba tingkat nasional, dan percaya bahwa semua itu mungkin,” tuturnya.

“Masalah kita bukan soal kepintaran atau ekonomi. Saya bukan orang pintar. Di kelas sering ngantuk, sering nggak paham, tapi saya rajin bertanya, berusaha, dan punya niat besar.”ujarnya.

“Kalau kamu punya niat, pasti ada jalan. Kalau kamu punya seribu niat, maka terbuka seribu jalan. Tapi yang paling utama, jangan lupa minta ridha orang tua dan jangan main-main dengan ibadah. Karena keinginan besar harus diiringi dengan doa yang besar juga,”tuturnya. 

(NB)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan