Gubernur Helmi Hasan Tinjau Langsung Kawasan Tahura Rajolelo Di Bengkulu Tengah

  • Bagikan

Bengkulu, Narasiberita.co.id.-  Taman Hutan Raya (Tahura) Rajolelo di Kecamatan Pondok Kubang, Bengkulu Tengah kini tengah bersolek.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, turun langsung meninjau kawasan hijau seluas 1.122 hektare itu, Senin (5/5), dan menegaskan niatnya: menjadikan Tahura bukan sekadar kawasan konservasi, tapi juga pusat edukasi, wisata alam, dan bahkan lumbung ketahanan pangan.

Namun, ambisi besar itu tak serta-merta bisa direalisasikan. Masalah klasik kembali mengadang: lahan dikuasai oleh segelintir pihak. Gubernur pun menyebutnya dengan nada sindiran.

“Ada mantan pejabat, mantan dosen, dan mantan-mantan lainnya yang masih menguasai lahan. Ini jelas jadi ganjalan,” kata Helmi saat memimpin rapat koordinasi di lokasi.

Langkah awal yang ditempuh Pemprov adalah melakukan pendataan menyeluruh terhadap pihak-pihak yang menguasai lahan secara tidak sah.

Untuk itu, Badan Pertanahan Nasional (BPN) pun bakal dilibatkan guna mengurai simpul sengketa yang sudah mengakar sejak lama.

Artikel Lainnya :  Pemprov Bengkulu, Bahas Solusi Transportasi Truk di Terminal Khusus Dengan Para Pengusaha

“Kita ingin penyelesaian yang baik-baik. Undang mereka, ajak bicara. Ini demi kepentingan rakyat banyak, bukan segelintir orang,” tegas Helmi.

Gubernur menilai, Tahura Rajolelo punya posisi strategis, bukan hanya dari sisi konservasi alam. Dengan penataan yang benar, kawasan ini bisa dijadikan sarana pendidikan lingkungan bagi pelajar dan mahasiswa, objek wisata berbasis alam yang berkelanjutan, hingga kawasan pertanian dan peternakan terpadu.

“Kenapa tidak.? Masa pemerintah daerah tidak bisa punya peternakan ayam sendiri, sawah sendiri? Di tempat seluas ini, semua itu bisa,” ujar Helmi.

Menurut Helmi, Tahura Rajolelo bisa menjadi prototipe pengelolaan hutan raya modern. Tidak hanya melestarikan ekosistem, tapi juga memberi manfaat ekonomi, sosial, dan edukatif bagi masyarakat Bengkulu.

Artikel Lainnya :  Gubernur Bengkulu: 150 Rumah Terdampak Gempa, Pemprov Siapkan Rp4,7 Miliar untuk Pemulihan

Ia pun mewacanakan pembentukan tim lintas sektor yang akan menyusun rencana strategis pengelolaan Tahura ke depan. Tim ini nantinya akan melibatkan Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, BPN, hingga akademisi.

“Jangan sampai hutan ini hanya jadi tempat tidur-tiduran monyet dan burung. Kita jaga alamnya, tapi juga maksimalkan manfaatnya bagi masyarakat,” tambah Helmi.

Tak hanya itu, Gubernur juga menginginkan agar pengembangan Tahura Rajolelo nantinya dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan. Konsep eco-tourism atau wisata berwawasan ekologi dinilai sejalan dengan karakteristik kawasan yang dipenuhi aneka flora dan fauna khas Sumatera.

“Bayangkan jika di sini ada jalur edukasi lingkungan untuk anak-anak sekolah, pusat studi konservasi untuk mahasiswa, taman bunga endemik, bahkan peternakan terpadu. Semuanya bisa terwujud asal kita serius menatanya,” katanya.

Helmi juga menekankan bahwa pengelolaan Tahura tidak boleh setengah hati. Pemerintah harus hadir secara total. Mulai dari menyelesaikan masalah legalitas lahan hingga mengalokasikan anggaran untuk pengembangan infrastruktur dasar.

Artikel Lainnya :  Plt. Gubernur Rosjonsyah Ajak Himpunan Masyarakat Aceh Bengkulu Bersinergi dengan Pemerintah

Seperti diketahui, Tahura Rajolelo ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 21/Kpts/VI/1998 tanggal 7 Januari 1998.

Namun, sejak saat itu, pengelolaan kawasan ini terkesan stagnan dan belum menunjukkan geliat signifikan sebagai kawasan hutan yang dikelola produktif.

Kini, di bawah komando Helmi Hasan, masa depan Tahura Rajolelo kembali menggeliat. Dengan semangat reformasi lahan dan pengelolaan multi-fungsi, kawasan ini digadang-gadang bakal menjadi ikon baru pengelolaan hutan berbasis rakyat di Provinsi Bengkulu.

“Ini warisan alam. Jangan sampai hanya jadi cerita. Kita wujudkan Tahura yang bukan hanya hijau, tapi juga hidup,” pungkas Helmi. (NB)

  • Bagikan