Gaikindo: LCGC Bukan Mobil Mewah, Dipakai untuk Cari Uang

  • Bagikan
Foto : Harga mobil low cost green car (LCGC) mengalami kenaikan harga di awal 2025./ Nb.co.id.-

Jakarta, Narasiberita.co.id.- Harga mobil low cost green car (LCGC) mengalami kenaikan harga di awal 2025. Harga LCGC naik disebabkan pajak pertambahan nilai (PPN) dan opsen pajak kendaraan.

Menurut Kukuh, kenaikan harga LCGC harus dipertimbangkan karena jenis kendaraan ini bukan barang mewah. Di satu sisi justru dipakai masyarakat untuk mencari nafkah sebagai angkutan sewa berbasis aplikasi atau taksi online.

“Ini kendaraan yang diminati masyarakat dalam batasan kemampuan mereka, data kita itu hampir 70 persen yang dibeli masyarakat Rp 300 juta ke bawah.” kata Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara di Jakarta beberapa waktu lalu.

Artikel Lainnya :  Desain Tiggo Cross Kini Kian Mempesona

“Di sisi lain kendaraan itu (LCGC) sekarang kategorinya bukan kendaraan mewah, karena dipakai untuk cari uang, ini jadi bahan pertimbangan sendiri,” ucap Kukuh kemudian.

Saat ini, mobil LCGC dikenakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 3 persen.

Sebelumnya kendaraan LCGC dibebaskan dari PPnBM. Pembebasan pajak ini membuat penjualan kendaraan di Indonesia terdongkrak di atas 1 juta unit pada 2013.

LCGC atau Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau(KBH2) adalah model mobil yang harganya dipantau pemerintah sejak awal peluncurannya. KBH2 diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 33/M-IND/PER/7/2013.

Artikel Lainnya :  Program Lapor Mas Wapres Masih Aktif, Gibran Diminta Tingkatkan Transparansi ke Publik

Nama-nama perusahaan yang meramaikan yakni Daihatsu, Honda, Suzuki, Toyota dan Datsun. Namun Datsun dan Suzuki mengumumkan keluar dari proyek ini. Sejak dikenakan PPnBM 3 persen, harga mobil jenis LCGC terus melambung.

“LCGC itu kenaikannya (harga) dijaga, dan itu ada hitungannya, dan dilaporkan ke Kemenperin untuk dapat approval, naiknya berapa. Karena mau nggak mau, ada biaya produksi yang naik, nilai tukar naik, harus ada penyesuaian. Makanya yang tadi harganya ratusan jadi Rp200 juta,” tutur Kukuh.

Editor: Nh

  • Bagikan