Dinkes Natuna Imbau Waspadai DBD dan Jaga Kebersihan Rumah

  • Bagikan
Kadiskes Natuna, Hikmat Aliansyah (foto:zani)

 


(Natuna) Narasiberita.co.id- Memasuki musim penghujan tentunya nyamuk mudah sekali untuk berkembang biak. Oleh karenanya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, terus memberikan imbauan kepada masyarakat Natuna, agar tetap waspada kembang biaknya nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Akhir Desember kemarin kasus DBD di Natuna mencapai 81 kasus,” ucap Hikmat, melalui sambungan telponnya, Sabtu (8/2/2025).

Dikatakan Hikmat, DBD merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena mampu menyebabkan kematian bagi penderitanya. DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang banyak berkembangbiak di negara tropis dan sub tropis, seperti indonesia.

Artikel Lainnya :  Polres Natuna Bersama Polsek Bunguran Timur Jaga Kedamaian Ibadah Kenaikan Isa Almasih

“Inilah gejala Saat terinfeksi virus DBD, biasanya baru muncul 4-10 hari kemudian, antara lain demam tinggi hingga 40 derajat celcius, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sakit di bagian belakang mata dan bintik merah pada kulit,” kata Hikmat menjelaskannya.

Ditempat terpisah Kepala Puskesmas Bunguran Timur, Nazri, memaparkan cara mencegah DBD dengan melakukan 3M plus, yaitu;

Menguras: Merupakan kegiatan membersihkan dan menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, toren air, bak penampung air dan lainnya yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.

Gosok dan bersihkan semua dinding bak hingga bersih, terutama saat musim hujan dan pancaroba, karena jentik dan telur nyamuk dapat bertahan di tempat kering hingga 6 bulan.

Artikel Lainnya :  Meriahkan Malam 1 Syawal 1446 H, LPTQ Desa Batu Gajah Gelar Pawai Obor Keliling KampungĀ 

Menutup: Tutup rapat-rapat semua tempat penampungan air dan kubur barang-barang bekas di dalam tanah, agar tidak mengotori lingkungan dan menjadi sarang nyamuk.

Mendaur Ulang: Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang bernilai ekonomis. Limbah barang bekas yang tidak didaur ulang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Untuk Februari 2025 ini sudah ada enam kasus,” pungkas Nazri. (NB)



 

Penulis: MarzaniEditor: Marzani
  • Bagikan