Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Perum Bulog Kantor Wilayah Bengkulu kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan nasional dengan menyalurkan 3.247.400 kilogram beras bantuan pangan dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Bantuan ini ditujukan untuk 162.370 Penerima Bantuan Pangan (PBP) yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, untuk alokasi bulan Juni hingga Juli 2025.
Setiap PBP menerima 10 kilogram beras per bulan, selama dua bulan berturut-turut. Jumlah yang tampak kecil di atas kertas, namun di mata masyarakat kecil, bantuan ini adalah bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam menjawab kegelisahan rakyat terhadap harga bahan pokok yang terus bergejolak.
“Kami tidak hanya mengirim beras. Kami membawa harapan dan bukti bahwa negara hadir untuk rakyatnya,” tegas Kepala Perum Bulog Kanwil Bengkulu Dody Syahrial saat meninjau langsung proses distribusi di gudang penyimpanan beras Bulog.
Distribusi bantuan dilakukan secara bertahap dan melibatkan lintas sektor. Pemerintah daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, jajaran TNI/Polri hingga PT Jasa Prima Logistik sebagai mitra pengangkutan, bahu-membahu memastikan proses berjalan lancar dan tepat sasaran. Tak ada celah bagi penyelewengan, apalagi pengabaian terhadap kualitas.
“Seluruh beras yang kami distribusikan sudah melalui proses pemeriksaan mutu. Kami pastikan semuanya layak konsumsi dan dalam kondisi baik. Ini bentuk tanggung jawab kami kepada masyarakat,” ujarnya.
Tak hanya mengalir dari gudang ke titik distribusi, bantuan beras ini membawa efek psikologis bagi masyarakat. Di sejumlah lokasi pembagian, suasana haru tak bisa dibendung.
Di Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu, seorang ibu rumah tangga dengan mata berkaca-kaca mengaku bersyukur bisa membawa pulang beras bantuan.
“Alhamdulillah… 10 kilo ini sangat membantu. Anak-anak bisa makan tenang. Kami tahu, kami tidak sendiri,” ungkapnya.
Sentimen serupa juga bergema di desa-desa terpencil di Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, hingga Mukomuko. Para penerima mengaku terbantu, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi dan efek inflasi pangan global yang menjalar hingga pelosok.
Bagi Bulog, program penyaluran CBP ini bukan sekadar tugas rutin, melainkan bagian dari misi besar menjaga ketersediaan pangan, stabilitas harga, dan keberlangsungan hidup masyarakat.
Dalam setiap karung beras yang dikirim, terselip tanggung jawab, empati, dan semangat untuk menghadirkan solusi nyata dari negara.
“Kami paham, beras bukan sekadar makanan. Ini soal ketenangan batin. Jika beras ada di dapur, maka orang tua bisa tidur lebih tenang, anak-anak bisa belajar dengan perut kenyang,” lanjutnya.
Program bantuan pangan beras ini merupakan bagian dari program nasional yang digagas pemerintah pusat dalam upaya menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok rentan. Di tengah naik-turunnya harga sembako yang tak jarang menggoyang ekonomi rumah tangga, bantuan pangan ini menjadi instrumen penting dalam menahan gejolak dan menjaga stabilitas sosial.
Tak hanya sekadar menyalurkan bantuan, Bulog juga mengedepankan prinsip transparansi dan kolaborasi. Setiap tahapan penyaluran, mulai dari distribusi di gudang hingga ke tangan penerima, diawasi ketat dan dilaporkan secara berkala ke pusat.
Mekanisme kontrol dilakukan bersama instansi terkait, menjamin tidak ada pihak yang bermain di tengah penderitaan masyarakat.
Selain sebagai penyelamat kebutuhan pokok, program ini juga memberi ruang kepada Bulog untuk terus memperkuat posisi sebagai garda terdepan ketahanan pangan nasional. Di tengah tantangan perubahan iklim, geopolitik global, dan ancaman krisis pangan, ketahanan pangan tak bisa hanya menjadi wacana.
“Peran kami adalah menjadi jembatan antara cadangan pangan nasional dan kebutuhan riil masyarakat. Kami ingin setiap karung beras ini menjadi bukti bahwa negara tak tinggal diam saat rakyatnya butuh,” ujarnya. (NB)