Akses Terhambat di SMPN 1 Kejayan: Kepala Sekolah Diduga Menghindar, Media Diarahkan ke Komite

Pasuruan-Jatim, Narasiberita.co.id- Upaya awak media untuk melakukan kontrol sosial terhadap proyek pembangunan dan kegiatan yang berada di SMPN 1 Kejayan, Kabupaten Pasuruan, pada Selasa 28 Oktober 2025 menemui kendala.

Pihak sekolah, melalui petugas keamanan, diduga sengaja menghalangi akses dan memberikan keterangan bohong.

​Sekitar pukul 09.00, saat awak media tiba di lokasi, seorang petugas keamanan langsung mencegat dan bertanya mengenai kepentingan kunjungan.

Ketika salah satu rekan media menyatakan ingin bertemu Kepala Sekolah, petugas keamanan tersebut langsung menjawab bahwa kepala sekolah sedang keluar.

​Klaim tersebut sontak dibantah oleh awak media.

​”Padahal, kepala sekolah yang dikatakan sedang keluar itu terlihat oleh salah satu rekan media berada di dalam kantornya,” ujar salah satu wartawan yang berada di lokasi.

Bahkan Heri selaku LSM Suropati mengatakan bahwa kepala Sekolah berada di sekolahan dan sempat bersalaman dengan nya.

​Ketegangan sempat terjadi antara awak media dan petugas keamanan, yang kemudian berujung pada masuknya petugas tersebut untuk melapor.

​Sekolah Mengarahkan Media ke Komite
​Setelah ketegangan mereda, awak media akhirnya ditemui oleh Wakil Kepala Sekolah.

​Dalam pertemuan itu, Wakil kepala Sekolah mengungkapkan adanya kebijakan baru terkait penerimaan tamu dari media atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

​”Kalau ada tamu dari media atau LSM yang terkait masalah (Sekolah), silakan diarahkan ke komite. Dugaan saya, sekolah tidak usah mengurus masalah itu, fokus di dunia pendidikannya. Komite nanti yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari media dan LSM,” jelasnya, mengutip hasil pertemuan internal.

​Ia menambahkan bahwa komite yang dimaksud adalah Pak Shamsi dari wilayah Tanggulangin, yang juga merupakan mantan guru SMA, karena komite adalah mitra sekolah.

​Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi sekolah. Awak media merasa heran mengapa kunjungan yang bertujuan kontrol sosial terkait program pembangunan dan kegiatan sekolah cenderung diarahkan sepenuhnya kepada Komite Sekolah.

​”Kok langsung cenderung diarahkan ke komite? Cuma ya gak apa-apalah, kita buat bahan aja. Lha komitenya saja yang ngomong seperti itu terus mau bagaimana lagi? Ke pihak sekolahan? Iya, ke pihak sekolah waktu itu pertemuan,” ujar salah satu awak media menyikapi arahan tersebut.

​Kunjungan ini berakhir dengan pengakuan dari pihak sekolah mengenai kebijakan mengarahkan media dan LSM yang mempertanyakan program sekolah kepada Komite Sekolah. (Tim)