Harga Cabe Merah Dipasar Panorama Bengkulu Turun Drastis

  • Bagikan

Bengkulu, Narasiberita.co.id.-Harga cabai merah di Pasar Tradisional Panorama Kota Bengkulu, mengalami penurunan drastis dalam beberapa hari terakhir dan masuk kategori Harga cabai merah murah.

Jika pada bulan Ramadan lalu harga cabai sempat menyentuh Rp45.000 per kilogram, kini harganya turun hingga separuh, yakni berkisar antara Rp23.000 hingga Rp25.000 per kilogram.

Penurunan harga yang cukup tajam ini disampaikan oleh Junaidi, salah satu pedagang cabai yang telah puluhan tahun berjualan di Pasar Panorama.

Ia menyebutkan, anjloknya harga cabai terjadi sejak beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri dan masih berlangsung hingga kini.

“Kalau kemarin-kemarin waktu Ramadan bisa Rp45 ribu, sekarang tinggal Rp23 ribu. Sudah turun hampir setengahnya,” ujar Junaidi saat ditemui di lapaknya, Selasa (2/4/2025).

Menurutnya, melimpahnya pasokan cabai dari berbagai daerah menjadi penyebab utama penurunan harga tersebut. Selain dari wilayah sekitar seperti Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan, pasokan juga datang dari Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan.

Artikel Lainnya :  Tingkatkan Kwalitas Pendidikan dan Pengembangan PTKIS, STIESNU Bengkulu Gelar Kuliah Umum Bersama Destita Khairilisani

“Waktu menjelang Lebaran kemarin, semua pemasok dari berbagai daerah masuk bersamaan. Pasokan jadi melimpah, otomatis harga ikut turun,” jelasnya.

Namun, meski harga cabai merah turun tajam, Junaidi mengeluhkan minimnya pembeli. Situasi pasar tampak masih sepi pasca libur Lebaran. Banyak pedagang makanan dan warung-warung kecil yang biasanya menjadi langganannya belum kembali beroperasi.

“Biasanya habis Lebaran sudah ramai, tapi sekarang masih sepi. Mungkin karena banyak yang masih di kampung halaman, jadi warung-warung belum buka,” katanya.

Fenomena harga turun namun daya beli tidak serta-merta naik ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pedagang pasar tradisional. Stok yang melimpah tanpa diiringi permintaan membuat pedagang was-was mengalami kerugian, apalagi komoditas seperti cabai termasuk jenis barang yang cepat rusak jika tidak segera terjual.

Artikel Lainnya :  Makin Terkenal, Hidayah Water Kualitas Baik dan Harga Terjangkau Banyak Diminati Masyarakat

“Kalau dua-tiga hari enggak laku, ya busuk. Mau enggak mau harus dibuang,” ucap Junaidi.

Berbeda dengan cabai merah, harga cabai rawit dan cabai setan justru belum mengalami penurunan. Menurut Junaidi, hingga saat ini harga cabai rawit masih bertahan di kisaran Rp60.000 per kilogram, sementara cabai setan lebih tinggi lagi, mencapai Rp80.000 per kilogram.

“Perbandingannya jauh. Karena pasokan kemarin yang banyak masuk hanya cabai merah. Kalau rawit dan setan belum ada kiriman banyak, jadi harganya masih mahal,” jelasnya.

Perbedaan harga antar jenis cabai ini pun mempengaruhi pilihan konsumen. Banyak pembeli yang beralih ke cabai merah karena lebih murah, meski rasa pedasnya tidak sekuat cabai rawit atau cabai setan.

Artikel Lainnya :  Momen HUT ke 19, Bakamla RI Donor Darah di Bengkulu

“Sementara ini banyak yang beli merah aja. Buat sambal juga masih oke lah,” ujar seorang pembeli, Rina (35), warga Kelurahan Anggut, yang mengaku rutin belanja di Pasar Panorama.

Kondisi ini membuat pedagang berharap agar harga bisa kembali stabil dalam waktu dekat, seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi masyarakat pasca-libur Lebaran.

Junaidi menilai, jika para pedagang makanan dan pelaku UMKM sudah mulai buka kembali, maka permintaan cabai akan meningkat dan harga bisa kembali bergerak naik.

“Kita tunggu minggu depan lah, mudah-mudahan pasar sudah ramai lagi. Sekarang sabar dulu,” ucapnya.

 

NB

Sumber: RB

  • Bagikan