Sekda Bengkulu Selatan Minta Masyarakat Tanam Cabai Minimal 1 di Halaman Rumah

  • Bagikan

Bengkulu Selatan, Narasiberita.co.id.- Hampir setiap  memasuki bulan suci Ramadhan dan hari lebaran harga cabai merah maupun cabai rawit melonjak karena tingginya permintaan komoditas tersebut.

Walaupun Bengkulu Selatan tidak termasuk Indeks Perkembangan Harga (IPH) 10 besar di Indonesia, tetapi bagi Bengkulu Selatan itu sudah sangat tinggi. Yaitu komoditas holtikultura cabe rawit yang harganya saat ini perkilonya mencapai Rp 100 ribuan dan cabe merah diangka Rp 60 ribuan. Hal ini juga akan menjadi perhatian nasional.

Sekretaris Daerah  Bengkulu Selatan Sukarni Dunip,SP.M.Si menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan rapat bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dan disampaikan bahwa terkait melonjaknya harga cabe rawit ini, pihak kementerian tidak membutuhkan data – data yang ada.

Melainkan, apa – apa yang akan dilakukan oleh Bengkulu Selatan untuk menangani hal tersebut.

“Untuk mengatasi itu, kita sudah meminta kepada Dinas Pertanian, dalam hal ini Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melakukan upaya gerakan, minimal masyarakat yang ada di Bengkulu Selatan minimal mempunyai tanaman cabe tersebut satu batang saja dipekarangan rumah. Terkait nantinya berhasil tumbuh atau tidak kita sudah berusaha,”ujar Sukarni kepada seluruh Kepala Desa di Kedurang beberapa waktu yang lalu.

Artikel Lainnya :  Polsek Pino Raya Hadiri Musyawarah Calon Penerima BLT

Meski hanya sebagai bumbu dapur, pedasnya harga cabai itu mampu memicu inflasi dan menggerus daya beli masyarkat.Untuk itu diharapkan kepada Dinas Pertanian cepat merespon hal tersebut. Jangan menjadi persoalan yang berkepanjangan.

Ajak seluruh masyarakat, dalam  hal ini bentuk action bagaimana seluruh Kepala Desa dibebani oleh ketahanan pangan.

Apalagi di Pemerintahan Desa dalam anggaran Dana Desa (DD) sudah pasti peruntukannya, ada sekitar 20 persen untuk ketahan pangan. Apalagi saat ini cabe rawit sudah menggila harganya.

Kalau dulu dari 10 orang hanya 1 yang makan cabe rawit, sekarang 9 orang yang makan cabe. Bahkan disetiap sudut ada yang namanya pecel lele dan usaha lainnya menggunakan cabe tersebut.

Artikel Lainnya :  Bapenda Bengkulu Selatan Lakukan Pembayaran PAD Melalui Aplikasi QRIS

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dalam berbagai jenis masakan khas Nusantara.

Meski bukan kebutuhan pokok, komoditas ini hampir pasti dibutuhkan bagi masakan khas tiap daerah di Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi cabai rawit sudah mulai diminati.

“Bahkan dari pengalaman, cabe rawit tidak akan jatuh seperti harga cabe merah. Serendah – rendahnya cabe merah diangka Rp 20 ribu perkilo, cabe rawit setidaknya diangka Rp 30 ribu perkilo.Hal ini tentunya memperlihatkan kepada  kita bahwa tanaman cabai mempunyai potensi. Untuk itu harus kita manfaatkan potensi tersebut,”harapnya.

Apalagi generasi melenial sampai 2045  akan diisi sekitar 60 sampai 70 persen yang disebut dengan bonus demografi. Yang artinya usia produktif akan lebih banyak dibanding dengan yang sudah tua. Kalau saat ini generasi usia produktif tidak dibekali, nantinya akan menjadi beben negara.

Artikel Lainnya :  Pemkab Bengkulu Selatan Gelar Bimtek Metadata Statistik Tahun 2024

Kalau sekilas cabai menjadi salah satu komoditas yang masuk dalam kelompok pembentuk inflasi. Kenaikan harga komoditas ini berdampak pada inflasi, sehingga bisa menurunkan daya beli masyarakat dan berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menstabilkan pasokan dan meredam kenaikan harga cabai antara lain dengan mengadakan buffer stock berupa standing crop di wilayah-wilayah daerah penyangga, mengedukasi masyarakat untuk mengonsumsi cabai olahan, sehingga tidak tergantung kepada cabai segar, dan menggerakkan masyarakat untuk bertanam cabai di pekarangan.

“Artinya, pemerintah mulai dari tingkat desa juga harus memperhatikan,kalau ada generasi muda yang berpotensi didalam bidang pertanian jangan dianggap sepele. Karena, dari petanilah kita bisa mendapatkan jenis – jenis komoditas yang kita inginkan.Dengan jenis komoditas pertanian yang stabil bisa membawa kita keluar dari inflasi berkepanjangan,”pungkas Sukarni.

 

  • Bagikan