Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Upaya menjadikan Bengkulu sebagai Kota Ramah Anak terus dikebut. Pemerintah Provinsi Bengkulu, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), tak ingin sekadar wacana.
Tiga sekolah, yakni SMAN 4, SMKN 2, dan MAN 2 Kota Bengkulu, ditunjuk sebagai percontohan penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA).
Kepala DP3APPKB Provinsi Bengkulu, Drs. Eri Yulian Hidayat, M.Pd., menegaskan bahwa konsep SRA bukan hanya sekadar label. Sekolah yang masuk dalam program ini harus benar-benar menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak.
“Kami ingin memastikan anak-anak bisa belajar tanpa rasa takut, tanpa tekanan, dan tanpa diskriminasi. Sekolah harus menjadi tempat yang mendukung hak mereka,” ujar Eri saat meninjau MAN 2 Kota Bengkulu, Kamis (10/2/2025).
Program Sekolah Ramah Anak di Bengkulu sudah bergulir sejak 2018 dan terus diperluas. Namun, Eri menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak bisa hanya diukur dari jumlah sekolah yang ditetapkan, melainkan dari bagaimana konsep ini diterapkan di lapangan.
“Ada standar yang harus dipenuhi. Sekolah harus bebas dari kekerasan fisik maupun verbal, baik dari guru maupun sesama siswa. Fasilitas juga harus mendukung. Seperti ruang kelas yang nyaman, toilet bersih, dan akses bagi siswa berkebutuhan khusus,” jelasnya.
Lebih dari itu, hak-hak anak juga harus diperhatikan. Anak-anak berhak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, menyuarakan pendapat, serta mendapatkan perlindungan dari segala bentuk perundungan dan diskriminasi.
“Kami tidak ingin ada siswa yang merasa tertekan atau takut datang ke sekolah. Sinergi antara guru, orang tua, dan siswa menjadi kunci utama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif,” lanjut Eri.
DP3APPKB tidak ingin program ini hanya menjadi proyek seremonial belaka. Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memastikan sekolah-sekolah yang ditunjuk benar-benar menjalankan prinsip Sekolah Ramah Anak.
“Kami akan terus memantau dan memberikan pendampingan. Kalau ada kendala, kami siap mencari solusi agar konsep ini bisa diterapkan secara optimal,” tegas Eri.
Sebelumnya, DP3APPKB juga telah mengunjungi SMAN 4 Kota Bengkulu untuk melihat langsung penerapan program ini. Ke depan, pemantauan akan diperluas ke lebih banyak sekolah di Bengkulu.
Tak ingin berhenti di tiga sekolah percontohan, Pemprov Bengkulu menargetkan agar seluruh sekolah di provinsi ini bisa masuk dalam kategori Sekolah Ramah Anak.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dukungan dari sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar Bengkulu benar-benar bisa menjadi Provinsi Ramah Anak,” tambahnya.
Dengan langkah ini, diharapkan anak-anak Bengkulu bisa tumbuh dan belajar di lingkungan yang lebih aman dan nyaman. Jika semua pihak berkomitmen, bukan mustahil Bengkulu bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak.
NB