Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Sebagai kabupaten yang sudah lama berdiri, seharusnya Bengkulu Selatan bisa menjadi leader bagi kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu. Tapi kenyataannya Bengkulu Selatan masih sangat kurang terkait implementasi elektronik Pemerintah Daerah, sedangkan kabupaten lain sudah masuk ke lini – lini dalam konteks memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan keuangan daerah.
Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan Sukarni Dunip,M.Si menyampaikan, saat ini Badan Pendapat Daerah (Bapenda) sudah mulai melakukan terobosan – terobosan baru dengan cara melakukan pembayaran terkait Pendapatan Asli Daerah(PAD) dengan cara digital, menggunakan aplikasi QRIS yang saat ini mulai disosialisasikan dari lini atas sampai terbawah.
“Terkait pengelolaan keuangan dan pendapatan yang juga dilakukan oleh Badan Keuanhan Daerah (BKD) dan Bapenda kita saat ini sudah termasuk dalam kabupaten yang digital. Hal ini sejalan finis terakhir Bengkulu Selatan penggunaan inovasi digitalisasi secara umum,tetapi hal ini masih dibawah target. Seharusnya didalam RPJM kita sudah menjadi kabupaten yang sangat inovatif dengan nimal minimal 60,”papar Sukarni di aula Bappeda Rabu (25/12/2024).
Tetapi untuk saat ini, lanjutnya, nilai Bengkulu Selatan dalam inovatif dalam inovasi daerah hanya 54. Untuk tingkat Kabupaten, Bengkulu Selatan diurutan nomor 2 di Provinsi Bengkulu yang nomor satu. Bengkulu Utara 55, Seluma 52 dan yang lainnya, Jangan sampai Bengkulu Selatan menjadi yang terbawah, Untuk Inovasi Daerah tertinggi ada di Kota Bengkulu dengan nilai 70.
Kalau di seluruh Indonesia, Bengkulu Selatan ada di peringkat 126dari 416, Itu saja masih tertinggal jauh. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan berbuat. Karena, mulai dari OPD,Kecamatan ,Desa inilah nanti yang akan berkontribusi dalam inovasi daerah selanjutnya.Sekali kita tidak mengikuti inovasi teknologi, maka kita akan selangkah tertinggal dan seterusnya.
Untuk itu, paparnya, sangat diperlukan gagasan dari semua lini dalam penggunaan teknologi untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.
”Dan itu sangat diperlukan. Pada saat kita berhenti berinovasi, maka yang yang mau kita capai, maka jalannya akan stagnan. Jangan pernah berharap lebih untuk kemajuan daerah,”tegas Sukarni.
(Ida)