Bengkulu, Narasiberita.co.id.-Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf atau Gus Mensos memaparkan Strategi Pengentasan Kemiskinan dengan Target yang Terukur. Kegiatan ini digelar dalam Dialog Pilar Sosial di Pendopo Merah Putih, Kota Bengkulu, pada Selasa, (19/11/2024).
Acara ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara Kementerian Sosial, pemerintah daerah, dan berbagai elemen sosial dalam mengatasi persoalan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu.
Dalam dialog tersebut, Gus Mensos menyoroti peran strategis pilar-pilar sosial, seperti Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pelopor Perdamaian, serta pendamping rehabilitasi sosial. Ia menekankan pentingnya kerja yang disiplin, terukur, dan berorientasi pada target yang jelas.
“Kita ingin ajak pilar-pilar sosial, mulai dari pendamping PKH, Tagana, TKSK, hingga pelopor perdamaian, untuk bekerja dengan disiplin, terukur, dan punya target. Setiap tahunnya harus ada target, termasuk berapa penerima manfaat yang bisa graduasi,” ujar Gus Mensos.
Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Sosial telah menyusun strategi dan mekanisme kerja bersama dengan Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota.

“Insya Allah, kalau langkah-langkah ini dilakukan secara bersama, hasilnya akan lebih efektif,” tambahnya.
Dalam dialog tersebut, Gus Mensos juga menyoroti pentingnya basis data yang valid sebagai pijakan utama dalam intervensi program sosial. Data yang akurat, menurutnya, menjadi kunci untuk menentukan intervensi yang sesuai, mulai dari perlindungan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Tadi sudah kita sampaikan bahwa semuanya harus masuk data dulu. Setelah itu baru kita lakukan intervensi. Ada tiga hal yang menjadi fokus utama, yaitu perlindungan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan,” jelasnya.
Untuk memastikan data yang valid, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi.
Proses ini mencakup pemutakhiran data dengan memperhatikan dinamika di masyarakat, seperti penduduk yang meninggal, pindah tempat, atau sudah naik kelas kesejahteraan.
Proses ini mencakup pemutakhiran data dengan memperhatikan dinamika di masyarakat, seperti penduduk yang meninggal, pindah tempat, atau sudah naik kelas kesejahteraan.
“Anggaran Kementerian Sosial untuk Provinsi Bengkulu tahun ini sekitar Rp. 447 miliar. Di Kota Bengkulu sendiri, anggaran yang disalurkan mencapai Rp. 58 miliar,” ungkapnya.
Melalui dialog ini, Gus Mensos berharap pilar-pilar sosial dapat menjadi motor penggerak dalam upaya pengentasan kemiskinan. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi guna mencapai tujuan bersama.
“Kami yakin dengan kerja keras dan langkah-langkah terukur, kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Dengan data yang valid dan intervensi yang tepat, kita bisa mengatasi persoalan kemiskinan secara bertahap,” pungkasnya. (Nb)