Walikota Dedy Wahyudi Pastikan Makanan MBG di Kota Bengkulu Aman
Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi meminta makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) aman dengan memperketat pengawasan di dapur penyedia, memastikan kebersihan, higienitas, dan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat untuk mencegah keracunan.
Pasalnya, hingga saat ini masih ditemukan kasus keracunan hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai wilayah.
Tentu ini menjadi alarm keras untuk menyoroti pentingnya pengawasan kualitas. Pasalnya, masalah keamanan pangan dapat merusak kepercayaan dan hasil program jika tidak ditangani.
“Kita telah berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kita mengimbau dan mengajak agar betul-betul makanan tersebut layak konsumsi. Maksudnya higienisnya, proses masaknya dan harus sesuai SOP,” jelas Walikota, Selasa (14/10/2025).
Walikota juga mengajak seluruh pihak terlibat untuk sama-sama menyukseskan program MBG Presiden Prabowo.
“Program pak presiden ini program yang sangat baik, kami sangat mendukung untuk anak bangsa dan sama-sama kita antisipasi. Jadi bukan saling menyalahkan tapi kita meminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada,” ujarnya.
Sebagai informasi, untuk Kota Bengkulu sendiri, MBG di wilayah ini ada 68.950 siswa telah menerima manfaat dari 247 sekolah, dengan rincian PAUD/TK (87 sekolah), SD (78 sekolah), SMP (33 sekolah), SMA (26 sekolah), MI (2 sekolah), MTS (7 sekolah), MA (5 sekolah), SLB (5 sekolah) dan Pesantren (4 sekolah).
Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua SPPG Regional Bengkulu, Gloria Situmorang.
“Sementara untuk kategori Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Non-PAUD (3B) total ada 2.738 dengan rincian Ibu Hamil (148 orang), Ibu Menyusui (328 orang), Balita (2.260 orang),” jelasnya.
Sejauh ini, MBG di Kota Bengkulu berjalan baik meskipun masih ada beberapa kendala teknis saat implementasinya.
Ke depan, MBG diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Kurang lebih ada 1.833 tenaga kerja langsung di 39 SPPG belum termasuk pekerja di huluseperti peternak atau petani. Jadi total orang yang mendapat manfaat dari sisi tenaga kerja bisa jauh lebih besar.
Kemudian pertumbuhan UMKM / supplier lokal. Dengan setiap SPPG melibatkan minimal 15 supplier atau pemasok lokal, maka untuk rencana 39 SPPG minimal ada 585 pemasok lokal yang aktif terlibat dalam menyediakan bahan pangan untuk MBG di Kota Bengkulu.
Selain itu, adanya MBG diharapkan jadi perputaran ekonomi lokal. Per SPPG per bulan mendapatkan dana kurang lebih Rp1 Miliar, dan 85% dana SPPG digunakan untuk pembelian produk pertanian lokal, artinya sebagian besar uang yang dinvestasikan terus mengalir ke sektor pertanian (petani besar/kecil, pengolah bahan baku) dan distribusi dalam lokal.
Jika program menjangkau target nasional dan manfaat di 39 titik SPPG di seluruh Kota Bengkulu, maka kebutuhan bahan pangan seperti telur, lele, dan lainnya akan meningkat drastis.
Tentu ini akan mendorong volume produksi dan distribusi, yang otomatis memperluas lapangan kerja dan memperbesar skala UMKM & petani. (NB)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.