Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Walikota Bengkulu Dr Dedy Wahyudi SE MM atau yang lebih dekat ditelinga dengan sapaan Bang Dewa, yang saat ini menjabat sebagai Walikota Bengkulu menjadi pemateri di forum nasional yang di selenggarakan oleh SPS pusat.
Dalam materi kali ini, ia membawakan materi yang saat ini tengah hangat dibincangkan oleh seluruh wartawan di seluruh penjuru negeri.
Masalah pemangkasan anggaran yang terdampak oleh media -media yang berada di seluruh penjuru negeri ini menjadi problematik dan dilema. Dimana, banyak media-media cetak yang terkena imbasnya.
Dalam forum diskusi media yang digelar secara virtual oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) pusat, Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dipilih sebagai salah satu pembicara, Kamis (31/7/2025).
Forum diskusi ini mengangkat tema “Posisi Media Massa dan Perspektif Kesetaraan Anggaran, dan Menyoal Pemotongan Belanja Iklan Pemerintah di Media Massa.”
“Pemangkasan anggaran ini jika kami tidak melaksanakan, maka kami para petinggi daerah akan mendapat panggilan dari Kemendagri, dan benar kami pemerintah pun masih membutuhkan peran media di tengah zaman modern saat ini,” ujar Dedy.
Ditengah sulitnya zaman saat ini, lanjutnya, beberapa media cetak besar tengah kesulitan mendapatkan iklan karena dianggap sudah ketinggalan zaman, dan kalah bersaing dengan media-media online saat ini.
“Saat ini media online menjadi platform yang sangat masif, setiap kepala daerah, bahkan OPD memiliki media penyampaian beritanya masing-masing. Seperti saya sendiri memiliki Facebook, Instagram, Tiktok,” lanjut Dedy.
Meski ditengah kesulitan yang saat ini terjadi, Dedy mengakui masih berteman baik dengan setiap awak media yang berada di Kota Bengkulu tempat beliau menjabat.
“Meski demikian, kami masih tetap butuh media. Hanya saja output beritanya sekarang kami pindahkan ke online dan alhamdulillah saat ini Bengkulu masih survive,” lanjut beliau.
Terkait pemangkasan anggaran tersebut, pihak redaksi turut mengambil pendapat dari Sekretaris SPS Bengkulu, H. Syah Bandar.
“Kami SPS Bengkulu mengusulkan agar semua pihak (SPS, DEWAN PERS, MENKOMINFO, MENDAGRI, dan PWI) mengusulkan ke Presiden, agar membatalkan efisiensi anggaran publikasi tersebut. Sehingga, semua media bisa kembali hidup dan bergairah,” ujar Sekretaris SPS, Syah Bandar.
Sedikit tambahan, Dedy Wahyudi pernah menjadi salah satu pimpred di salah satu media Bengkulu. Yakni Rakyat Bengkulu, dan juga Pernah menjadi General Manager di stasiun TV lokal, RBTV.
Meski terjadi perdebatan pro dan kontra tentang polemik pemangkasan anggaran ini, sampai hari ini media di Bengkulu masih survive dan bertahan, baik media cetak maupun media online. (NB)