Provinsi Bengkulu, Narasiberita.co.id.- Ada yang berbeda dari malam penutupan Festival Tabut 2025, Di antara gegap gempita ribuan warga yang memadati kawasan utama Kota Bengkulu, hadir sosok istimewa: Konsul Jenderal India untuk Indonesia. Pada Sabtu (5/7/2025) lalu.
Ia tak hanya datang sebagai tamu kehormatan, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan kembali dua bangsa yang punya ikatan sejarah panjang—India dan Indonesia, khususnya Bengkulu.
Kehadirannya malam itu bukanlah sekadar kunjungan seremonial. Selama hampir sebulan berada di Indonesia, sang Konsul Jenderal menjelajahi berbagai sudut tanah air dan menjadikan Bengkulu sebagai salah satu destinasi kuncinya.
Dalam berbagai kesempatan, ia menceritakan pengalamannya dengan penuh antusias, memuji kekayaan budaya, keramahan masyarakat, dan potensi besar yang dimiliki Bumi Bumi Merah Putih.
“Saya melihat banyak peluang kolaborasi konkret antara India dan Bengkulu, baik di sektor bisnis, budaya, maupun pendidikan,” ujarnya dalam sebuah pertemuan resmi bersama jajaran Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap pula betapa eratnya sejarah hubungan Indonesia dan India. Tak bisa dipisahkan dari kisah cinta abadi Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yang bertemu dengan Fatmawati di Bengkulu—wanita yang kemudian menjadi Ibu Negara dan ibu dari Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Tak hanya itu. Pada tahun 1950, Soekarno tercatat sebagai tamu kehormatan pertama dalam perayaan Hari Republik India. Momen ini menjadi simbol penghormatan yang mendalam, dan sejak saat itu, benih persahabatan dua bangsa terus tumbuh dalam berbagai bentuk kerja sama.
Bukan sekadar nostalgia sejarah, kunjungan ini juga menandai babak baru dalam relasi ekonomi. Konsul Jenderal India mengadakan pertemuan khusus dengan Ketua KADIN Bengkulu, Ahmad Irfansyah, dan sejumlah Wakil Ketua. Topik utamanya: potensi kerja sama perdagangan dan investasi antara India dan Bengkulu.
Dalam diskusi hangat tersebut, para pelaku usaha lokal memaparkan kekuatan komoditas daerah mulai dari kopi, karet, hingga batu bara, serta peluang besar di bidang ekspor-impor.
“Kami menyambut baik kerja sama ini. Kami ingin Bengkulu tidak hanya jadi pemain lokal, tapi bisa menembus pasar global,” kata Irfansyah optimistis.
Tak hanya berhenti di ruang bisnis, agenda diplomatik berlanjut ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Di sana, sang Konsul bertemu dengan Kepala Perwakilan BI, Wahyu Yuwana Hidayat. Pembicaraan mengalir ke berbagai arah strategis—dari investasi di sektor energi terbarukan, perkebunan, kawasan industri, infrastruktur, hingga hilirisasi komoditas lokal.
Konsul Jenderal juga mengangkat rencana kedatangan delegasi bisnis India ke Medan dan mengundang perwakilan BI untuk hadir dalam pertemuan tersebut. Tak ketinggalan, ia menyampaikan dukungan terhadap pelaksanaan Bengkulu Regional Investment Forum (BRIEF) yang akan digelar September mendatang.
“Forum ini bisa jadi panggung utama Bengkulu untuk menampilkan potensi terbaiknya di hadapan investor internasional,” ucapnya.
Kunjungan ini ditutup dengan kesan mendalam saat sang Konsul bergabung dalam euforia malam Tabut Besanding. Acara yang dipenuhi cahaya lampion, suara dol berdentum, dan pertunjukan budaya yang menghipnotis ribuan mata.
Di tengah keramaian, ia berdiri berdampingan dengan Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Gubernur Bengkulu, Wali Kota, para bupati, dan anggota DPRD.
“Malam ini bukan hanya tentang budaya, tapi juga tentang persahabatan antarbangsa,” kata Ni Luh Puspa.
Festival Tabut memang telah usai, tapi gaungnya masih terasa. Dan di balik panggung budaya itu, sebuah jalinan diplomatik baru mulai dirajut—antara Bengkulu dan India, masa lalu dan masa depan.