Pengurus Cabang NU Bengkulu Utara Gelar Pelantikan PCNU Berlangsung Khidmat dan Lancar

  • Bagikan

Bengkulu Utara, Narasiberita.co.id.- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bengkulu Utara menggelar pelantikan PCNU Kabupaten Bengkulu Utara sisa masa khidmat 2022-2029 sekaligus pengajian Akbar.

Kegiatan ini berlangsung di Komplek PCNU Kabupaten Bengkulu Utara, Desa Gunung Agung, Arga Makmur pada Senin (23/06)2025).

Dalam pelantikan  ini, menetapkan H. Sumarno, S. Pd sebagai Mustasyar PCNU BU, menetapkan Ahmad Rido, SP semula menjabat Bendara menjadi Pejabat Ketua PCNU BU,  menetapkan Ir. Suntoro semula menjabat Wakil Bendahara menjadi Bendahara PCNU BU dan menetapkan Nur Khasanah sebagai Wakil Bendahara PCNU BU.

Usai prosesi pelantikan, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian akbar wawasan kebangsaan “Orasi Wawasan Kebangsaan Dalam Memperkokoh NKRI oleh Dr. H. Andi Irawan, M. HI Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)”.

Ia mengatakan, sejak awal penyelanggaraannya, pada tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H / 21 Oktober 1926 M, Nahdlatul Ulama (NU) memang dimaksudkan untuk membangun kemaslahatan umat.

Setiap keputusan dalam muktamar tidak hanya berorientasi untuk kepentingan internal NU, tetapi lebih ditujukan kepada upaya mewujudkan kebaikan bagi masyarakat luas.

Dalam perjalanannya NU diyakini sebagai organisasi yang lebih matang, mandiri dan dewasa dalam berkhidmah bagi agama, bangsa dan negara.

Dalam catatan, mempunyai prinsip-prinsip moderasi beragama (wasathiyah), pembangunan sosial, peneguhan Pancasila sebagai dasar negara, hingga persoalan-persoalan berskala global.

Artikel Lainnya :  Perpustakaan Desa Durian Daun, Raih Penghargaan Nasional di Bali

Salah satu keputusan terpenting dalam catatan sejarah muktamar ialah keputusan Muktamar ke-29 NU di Cipasung Tasikmalaya pada 1 Rajab 1415 H/ 4 Desember 1994 M.

Dalam keputusan tersebut termaktub tiga poin substansial, yang salah satunya ialah pandangan dan tanggung jawab NU terhadap kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. NU meyakini bahwa hubungan antara agama dan negara harus dibangun dengan harmonis.

Memposisikan tanggung jawab warganya secara seimbang dan proporsional. Baik tanggung jawab dalam beragama maupun tanggung jawab dalam berbangsa dan bernegara.

Hal ini tertuang dalam konsep tri ukhuwah yang terdiri dari: ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia). Pandangan NU terhadap wawasan kebangsaan dan kenegaraan, yaitu :

1. Nahdlatul Ulama menyadari bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara, di mana sekelompok orang yang oleh karena berada di wilayah geografis tertentu dan memiliki kesamaan, kemudian mengikatkan diri dalam satu sistem dan tatanan kehidupan merupakan “realitas kehidupan” yang diyakini merupakan bagian dari kecenderungan dan kebutuhan yang fitri dan manusiawi.

Kehidupan berbangsa dan bernegara adalah perwujudan universalitas Islam yang akan menjadi sarana bagi upaya memakmurkan bumi Allah dan melaksanakan amanat-Nya sejalan dengan tabiat atau budaya yang dimiliki bangsa dan wilayah itu.

Artikel Lainnya :  Curi Barang di Tempat Kerja, Tiga Orang Pria Diglandang ke Polsek Ketahun

2. Kehidupan berbangsa dan bernegara seyogyanya merupakan langkah menuju pengembangan tanggung jawab kepemimpinan yang lebih besar, yang menyangkut “kehidupan bersama” seluruh manusia dalam rangka melaksanakan amanat Allah, mengupayakan keadilan dan kesejahteraan manusia, lahir dan batin, di dunia dan di akhirat.

3. Kehidupan berbangsa dan bernegara haruslah dibangun atas dasar prinsip ketuhanan, kedaulatan, keadilan, persamaan dan musyawarah. Dengan demikian maka pemerintah (umara) dan ulama -sebagai pengemban amanat Pemimpin serta rakyat adalah satu kesatuan yang secara bersama-sama bertanggung jawab dalam mewujudkan tata kehidupan bersama atas dasar prinsip-prinsip tersebut.

4. Umara dan ulama dalam konteksnya, merupakan pengemban tugas Pempimpin dalam arti menjadi pengemban amanat Allah dalam memelihara dan melaksanakan amanat-Nya dan dalam membimbing masyarakat sebagai upaya memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang hakiki.

Dalam kedudukan seperti itu, pemerintah dan ulama merupakan ulil amri yang harus ditaati dan diikuti oleh segenap warga masyarakat.

Keempat poin tersebut telah disepakati oleh para ulama dan Nahdliyin sebagai pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia harus dijaga secara sungguh-sungguh, sehingga tanggung jawab sebagai warga negara dapat tertunaikan dengan sebaik baiknya.

Inilah komitmen luhur Nahdlatul Ulama dalam meneguhkan wawasan kebangsaan dan kenegaraan, dalam diri Nahdliyin khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya. Dan sesuai dengan khittahnya, Nahdlatul Ulama tak akan pernah lelah untuk senantiasa berkontribusi dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang maslahah dan diridhai Allah SWT.

Artikel Lainnya :  Bupati Bengkulu Utara, Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan Umat Beragama

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata, SE. M. Ap dan Wakil Bupati H. Sumarno, S. Pd, seluruh anggota PCNU Kabupaten Bengkulu Utara serta tamu undangan.

Di hadapan para pengurus PCNU, Bupati Arie menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan pelantikan tersebut, sekaligus mengucapkan selamat kepada para pengurus baru yang telah diberi amanah.

Pada kesempatan itu, Bupati Arie mengapresiasi yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama atas kontribusinya selama ini dalam menjaga stabilitas sosial.

“Kami harapkan PCNU bisa menjembatani Pemkab Bengkulu Utara dengan masyarakat demi kemaslahatan bersama,” kata Bupati Arie.

Dia berharap kepengurusan PCNU yang baru dilantik dapat mengemban amanah dengan baik, serta terus menjadi garda terdepan dalam mendampingi umat dan menjawab tantangan zaman.

“Saya berdiri disini bersama pak Wabup menyampaikan terima kasih atas amanah yang diberikan kepada kami untuk membangun Bengkulu Utara di masa-masa yang akan datang. Untuk itu, In shaa Allah kedepan dana hibah untuk organisasi keagamaan tetap kami lanjutkan,” pungkasnya. (NB)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan